Details
Title: Radiance Series : Riley Bloom Series Page : 156 Publisher: St. Martin's Press
Title: Radiance Series : Riley Bloom Series Page : 156 Publisher: St. Martin's Press
Sebagian besar orang mengira kematian adalah akhir.Akhir kehidupan-berakhirnya saat-saat menyenangkan-akhir dari,ya, bisa dibilang segalanya.
Namun, orang-orang itu keliru. Benar-benar keliru. Aku tahu persis. Karena aku sudah meinggal sejak setahun lalu.
Seri Riley Bloom ini adalah spin-off dari The Immortals series by Alyson Noel.
Semenjak kecelakaan yang menimpa
dirinya dan keluarganya, Riley telah menyeberangi jembatan menuju kehidupan
barunya bersama kedua orangtua dan anjing kesayangannya, Buttercup. Mereka
tinggal di tempat yang bernama Sini, di mana waktu selalu selalu Kini.
Menjalani kehidupan sesudah mati
bukan berarti mereka bisa bersantai-santai dan terlepas dari tugas. Dewan
memanggil Riley untuk memberinya tugas sebagai penangkap jiwa dan ia diharuskan
untuk membujuk Putera Terang agar mau menyeberangi jembatan kehidupan di Sini
& Kini, tempat dimana ia seharusnya berada.
Bersama dengan pembimbingnya,
Bodhi. Riley melakukan tugas pertamanya di bumi.
My thoughts:
Ide ceritanya memang unik dan
berbeda dari buku yang aku baca, tapi ada beberapa hal yang kurang aku suka
dari buku ini.
Bagian awal sampai pertengahan
cerita memfokuskan tentang situasi dan kondisi yang terjadi di Sini & Kini.
Di sepanjang itu, Riley hanya bercerita dan bercerita tanpa menunjukkan
sesuatu. Itu yang membuat novel ini agak membosankan.
Karakterisasi Bodhi dan lautan
kepedihan yang dialami oleh seorang wanita di bagian akhir buku digambarkan
dengan awkward, membuatku illfeel.
Sifat Riley yang ingin menjadi
lebih dewasa karena faktor umur membuatku merasa ngeh.. karena umur tidak
menentukan tingkat kedewasaan seseorang.
Selain itu, terjemahannya berasa
kurang sreg. Ada beberapa pemilihan kata yang kurang pas, tetapi tidak
mengurangi intensitas cerita.
Aku bakalan lebih suka sama buku
ini waktu aku masih kecil dan less critical, bisa menikmati cerita tanpa
pusing-pusing menganalisa dan mengkritiki ceritanya. Seharusnya begitu karena
buku ini ditargetkan untuk anak-anak.
Terlepas dari itu buku ini telah memenangkan banyak penghargaan dan mendapat kritikan yang bagus oleh para publisher, author, reviewers, bloggers, dsb.
Terlepas dari itu buku ini telah memenangkan banyak penghargaan dan mendapat kritikan yang bagus oleh para publisher, author, reviewers, bloggers, dsb.
Aku harap aku bisa menyukai
sekuelnya daripada novel ini, karena sebenarnya cerita ini punya potensi. Dan
mungkin akulah satu-satunya yang tidak menyukai buku ini. Sorry Alyson Noel,
but I will give your Immortals series a chance J
2 Comments
Ide lautan kepedihan memang berbeda dari yang lain, ya. Peggambaran kehidupan life after dead sepertinya sangat unik. Haha, setuju kalau dulu less critical sama buku yang dibaca. :D
ReplyDeleteWonderful review, Sinta! :)
Thank you for your comment, emang beda dulu ama sekarang.. Kalau dulu enjoy aja bacanya, tapi kalau sekarang lebih kritis sama buku yang dibaca
ReplyDeleteHello all! Feel free to comment. I'd love to hear your thoughts.
Make sure to come back again because I do make every effort to reply your comment here :)