Bittersweet Love - Netty Virgianti dan Aditia Yudis




Judul : Bittersweet Love
Penulis : Netty Virgiantini & Aditia Yudis
Penerbit : GagasMedia
Tahun terbit : 2012
Tebal : 252 halaman

Ini novel gagas duet pertama yang aku baca, sekaligus novel pertam yang aku baca dari kedua pengarangnya dan aku langsung jatuh cinta sama ceritanya!

Novel ini bercerita tentang drama keluarga yang kental, tak tertinggalkan bumbu romancenya. Novel ini ada dua bagian yang saling berhubungan. Bagian pertama diceritakan dari sudut pandang Nawang, sedangkan bagian diambil dari sudut pandang Joanna.


1. TAKE IT (NAWANG)

Semenjak orang tuanya bercerai gara-gara perselingkuhan ayahnya, hidup Nawang berubah 360 derajat. Dia menjadi keras kepala, gampang emosi, dan suka mengikuti tawuran antar sekolah. Dalam tawuran itu ada seseorang yang selalu diincarnya dan berharap orang itu lenyap di muka bumi ini, siapa lagi kalau bukan Hefin; saudara tirinya. 

Sejak ayahnya menikah lagi dengan ibu Hefin, dia menjadi membenci keluarganya, tak terkecuali Hefin. Ketika terjadi tawuran antara sekolah Hefin dan sekolah Nawang, keduanya selalu ingin mencelakai masing-masing. Tetapi selalu ada sosok yang melindungi Nawang, dan dia adalah Artan; sahabat Nawang. 

Sudah lama Nawang menyukai Artan, namun yang terjadi Artan malah menyukai Joanna; saudara tiri Nawang dari pernikahan ibunya. Rasa benci Nawang terhadap Joanna pun semakin bertambah ketika mengetahuinya, namun akhirnya Nawang berusaha menerima kenyataan dan mulai menjaga jarak dengan Artan.

Ketika terjadi tawuran lagi, Nawang terluka karena melindungi Hefin. Artan yang tidak bisa melindungi Nawang pun marah dan sejak itu pula Nawang memutuskan untuk menjauhi Artan. Hubungan persahabatan mereka pun hancur, belum lagi hubungan Nawang dengan keluarganya yang bertambah parah karena ibunya lebih memihak pada Joanna.

Tak hanya sampai disitu masalah yang dialami oleh Nawang, Hubungan Nawang dengan keluarga ayahnya juga tidak berjalan mulus. Terlebih Nawang sangat membenci Hefin karena dia berfikir Hefin dan ibunya lah yang telah merebut ayahnya.

Ketika ujian sekolah berakhir, Nawang memutuskan untuk tinggal bersama kakeknya di Tawang Mangu. Hefin yang sebenarnya menyukai Nawang pun menyusulnya, dan terjadilah aksi kebut-kebutan yang seru diantara keduanya.

Tawang Mangu berhasil digambarkan oleh penulis dengan indah dan menyejukkan hati bagi siapa pun yang membacanya. Aku yang tinggal nggak jauh dari Tawang Mangu pun ingin pergi kesana lagi dan merasakan apa yang dirasakan oleh Nawang ketika dia tinggal di sana.

Yang bikin aku penasaran, gimana hubungan Nawang dan Hefin selanjutnya? Apa mereka bakal pacaran atau nggak, mengingat mereka berdua itu saudara tiri.


2. PULANG (JOANNA)

Semenjak ibunya meninggal, ayahnya menikah lagi dengan ibu Nawang. Joanna yang belum bisa menerima pernikahan itu pun selalu memberontak dan tidak menyukai semua yang dilakukan oleh ibu Nawang, dia pun juga membenci kakak tirinya itu.

Joanna mulai dekat dengan Atan, sahabat dari kakak tirinya. Dia pun berusaha untuk menjauhi Atan, tetapi dia tidak bisa karena Atan selalu mendekatinya. Mereka sering menghabiskan waktu berdua mengelilingi kota Yogyakarta.

Ketika Nawang menurunkannya di tengah jalan, dia pun lebih memilih membolos dan bekeliling kota Yogyakarta sekaligus menyalurkan hobinya dalam bidang fotografi. Namun semua menjadi lebih rumit ketika Nawang dan Joanna bertengkar. Mereka kemudian memilih pergi dari rumah. Jo pergi ke tempat abangnya; Michael yang menjadi tempat untuk meluapkan perasaannya.


***


Baca novel ini benar-benar menguras emosi. Walaupun novel dengan tema Broken Home sudah sering diangkat, tetapi kedua pengarang ini benar-benar bisa mengangkatnya dengan baik. Konfliknya benar-benar kompleks, dan kedua tokoh utama sama-sama keras kepala, yang malah memperkeruh masalah. 

Aku kurang suka sama tokoh Joanna yang terlalu egois dan acuh tak acuh terhadap semua masalah. Dia tidak peduli sama sekali dengan perasaan Nawang dan ibu tirinya. Bahkan dia sama sekali gak peduli tentang nilainya buruk karena sering bolos. Tulisan Aditya Yudis juga bagus, cuma terlalu cepat dalam mendeskripsikan tempat-tempat yang dikunjungi, dan karakter Joanna yang sudah disebutkan diatas benar-benar bikin kesel, pengin jambak si Joanna.

Aku lebih suka cerita tentang Nawang yang bisa sedikit lebih dewasa dalam menyikapi masalah. Deskripsi pengarang tentang rumah kakeknya di Tawangmangu benar-benar membuatku ingin ke sana dan bisa merasakan rasanya tinggal di sana. (Walaupun aku tinggal di dekat Tawangmangu, tapi belum pernah ngerasain sehari aja di sana >,<)

Setelah membaca buku ini, jadi pengin baca novel Gagas Duet dan novel-novel dari kedua pengarang lainnya ^.^


Rating:




Post a Comment

0 Comments